00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Hewan kurban dan anak rantau


Hari idul adha ini memang berbeda dari biasanya..
Di saat teman-teman kuliah pulang kampung untuk merayakan hari besar ini bersama keluarga potong hewan kurban, aku terdiam di kosan. Bukan hal yang mudah untuk seorang yang pergi merantau di tanah orang tanpa keluarga di saat hari kurban ini. Gimana tidak? Pagi hari tak ada satu pun warung penjual sarapan seperti hari biasanya, alhasil, hanya bisa liatin hewan kurban dipotong, cium aroma daging yang dimasak ataupun di bakar, dan lapar.
Bohong kalau saya bilang gak mau daging kurban! Saya pengen banget!
Pagi ini hanya makan roti dan segelas susu bersama sahabat kos yang senasib. Siang ini mungkin bisa makan di warung, itupun jarang yang buka.
Gak mau juga ini dibilang derita, mungkin ini salah satu ujian sebagai anak rantau.
Kalau liat home facebook, rasanya menyiksa! Status update teman-teman pada makan daging kurban pakai lontong, ada yang pakai kupat, ada juga yang pergi ke KF* (anak kos yang banyak duit!).
Nikmatnya...
Sadar bur!, inilah dunia nyata, dunia yang harus dijalani dengan sabar dan penuh perjuangan. Ini bukan lagi dunia yang harus 'menetek' pada orang tua dan orang lain. Inilah dunia sejati bagi pengembara ilmu sejati di tanah rantau.
Dan aku yakin, Allah pasti punya rencana manis di balik semua ini, rencana yang tak terduga.
FIGHT!

-Break the limit!-