00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Merahnya Rembulan


Menjelang maghrib, matahari tak lagi tampak di ufuk barat peraduannya. Tapi ada yang muncul di ufuk timur sana! Bulan sang penguasa malam. Tak biasanya bulan berwarna jingga kekuningan, ada apa gerangan!?
Ah, mungkin karena matahari masih menyisakan sinar merahnya di langit. Namun ketika gelap menyergap, tak berubah sang bulan menjadi putih jua!? Ataukah mungkin bulan berubah warna? That's impossible!
Ternyata atmosfir bumi kita yang menjadikannya berwarna jingga. Ya, bulan bisa jadi indikator bersih tidaknya atmosfir kita, warna itu menandakan kandungan karbon di atmosfir tinggi, semakin tinggi kadar karbon semakin memerah warna bulan. Padahal sejatinya warna bulan adalah putih bersih.

-Break the limit!-