00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Curhatan


5 tahun lalu...
Aku meninggalkan kampung halaman di ujung timur sana, untuk menimba ilmu. Ya, aku masih ingat sekali ketika itu umurku masih 12 tahun, beberapa minggu setelah kelulusan di sekolah dasar, tepatnya tanggal 26 juli 2005. Pergi meninggalkan kampung halaman untuk pengalaman yang baru, kali itu adalah pertama kalinya aku naik burung besi (pesawat), pertama kalinya dapat beasiswa sekolah di bogor, pertama kalinya melakukan perjalanan tanpa orangtua, pertama kalinya harus begitu jauh dari orang tua, pertama kalinya menapaki ranah rantau sendiri, dan semua merupakan hal yang baru dan menantang bagiku. Menempuh babak baru dalam hidup.
5 tahun berlalu begitu cepat bagiku saat ini, tak terasa semua begitu cepat. Berharap setelah 5 tahun di ranah bogor, bisa lebih dekat ke arah timur, namun apa daya, kini aku malah terdampar lebih jauh ke barat. Ya, aku terlempar dari ujung timur ke ujung barat, merauke-sabang! (Jayapura-medan). Semakin jauh, seakan kutub timur selalu menolakku, mungkin juga inilah jalan yang ditunjukkan Allah. Satu-satunya cara kembali adalah terus kebarat, karena bumi itu bulat kawan!

Ya, saat ini aku berada di ujung barat, tepatnya di medan. Tempat baru, pengalaman baru. Di sinilah aku mulai sibuk dgn aktivitas baru KULIAH!. Hidup di tanah rantau yang baru dengan keadaan yang lebih keras menuntut untuk lebih survive. Ibarat laut, ombaknya ganas! Namun bukan pelaut tangguh jika gak bisa melewati ombak.

Terlalu banyak untuk diceritakan! Namun aku suka cerita dan bercerita :D
Kuliah di medan memang beda, aku ambil fakultas pertanian jurusan Agroekoteknologi. Jurusan ini baru ada tahun 2009 di usu namun kurikulumnya diterapkan sejak 2008. Sekedar info, agroekoteknologi (AET) ternyata gabungan dari 4 prodi yang dulunya masing-masing membentuk jurusan sendiri, jadi di AET kurikulumnya gabungan dan tentunya buanyak! Apalagi seniornya yg juga gabungan.

Sering temen-temen heran kenapa aku bisa masuk pertanian "lu kok masuk pertanian? Gak fisika, kedokteran, ato teknik aja?" dan anehnya lagi pertanyaan itu berulang ulang dilontarkan. Memang keahlianku di fisika, yah mau gimana lg? Dari dalam hati nurani menolak ambil jurusan fisika (mau jadi guru?), kedokteran juga gak mau (ke dokter aja takut? Mau jadi dokter?), cuma teknik mesin/elektro yang selama ini selalu membayangi pikiran! Jiwa ini seakan selalu terbangun jika mendengar kata "mesin, listrik, astro, dll" atau pun yang berhubungan dengan itu, melihat hal yang berbau mesin aja tangan ini gatal langsung mau menjamah.
Sekarang malah masuk ke jurusan yg malah bertolak belakang dengan keinginan PERTANIAN! yang tiap hari belajarnya cuma biologi tanaman dan tanah (dulu paling gak suka belajar biologi), terus aku yang gak suka kedokteran ini juga ternyata masuk lubang yang ku buat sendiri, kalo ada FKedokteran, FKMasyarakat, maka pertanian FKTumbuhan, ya, kedokteran tumbuhan!
Mungkinkah ini karma? Tidak!
Aku mulai menikmati semua yang kumiliki dan kudapat saat ini. Namun karena dari kecil jiwa ini hanya untuk segala sesuatu yang berbau teknologi, tiap gak ada aktivitas kuliah selalu ku selingi untuk cari info tentang teknologi, baca-baca buku teknik, atau berimajinasi tentang mesin, merangkai rancangan, ataupun terus berpikir memecahkan misteri tentang UFO, ataupun tentang misteri-misteri lain yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan saat ini. Karena Allah pasti sedang memberi tantangan bagi makhluknya yang berpikir. Impossible is nothing!

Belakangan ini aku paling suka jalan kaki ke kampus pergi-pulang, gak jauh kok!, estimasi waktu sekali jalan ke kampus 20 menit dengan kecepatan jalan rata2 manusia 1 m/s, yah kira-kira jarak kos-kampus 1,2-1,5 Km, dengan tingkat eror 15%.
Menurut penelitian ilmuan, dalam seminggu kita disarankan untuk jalan 9,6 Km agar tubuh selalu sehat, karena itulah idealnya, jika berlebih atau kurang juga kurang baik. Kebiasaan jalan kaki juga menjadi tips panjang umur dan awet muda orang jepang, padahal jepang itu industri otomotif dan teknologi dunia, tapi mereka cerdas dalam menjaga kesehatan. Kalo ada teman yang mau antar pulang juga biasa ku tolak. Entah kenapa sekarang jadi sedikit benci kendaraan bermotor. Ada juga sepeda di kosan, tapi jarang dipakai.

Belakangan ini juga mulut ini ingin sekali mencicipi masakan ibu, kangen tumis kangkung buatan ibu, kangen bubur kacang ijo buatan ibu, kangen kolak buatan ibu, pokoknya kangen masakan ibu! Dikosan sering makan serabutan, makan diwarung terus lauknya kalo gak ayam berarti ikan, tapi bukan itu yang kumau, mulut ini hanya ingin tumis buatan ibu. 5 tahun merantau, terakhir kali makan masakan ibu tahun lalu, sekarang gak tau kapan bisa makan masakan ibu lagi!
Belakangan ini juga tiba2 kangen pengen makan pancake buatan kak Mya, padahal baru sekali makan kue itu tahun lalu, tapi rasanya enak bgt! Ngangenin!

Bukan Burhan namanya kalo gak bisa lewati semua ini. Suatu saat nanti pasti!, semua tercapai!
Keep fight!

-Break The Limit!-