00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Zakat memanusiakan manusia

Assalamualaikum pembaca sekalian.. ^^ 
Apa kabar??
Well, kali ini buff bakal membuat tulisan yang agak sedikit formal mengenai kemanusiaan dan hubungannya dengan the world of Zakat (artinya dunia indah dengan Zakat) #BahasaInggrisBuruk #SalahArti 
Gak perlu banyak basa-basi deh ya.., langsung aja.. 
Let’s check it out!
..............
Beberapa waktu yang lalu kita mendengar beberapa bencana besar yang mengundang  perhatian dunia internasional. Tanggal 11 Maret 2011 lalu jepang diguncang gempa hebat yang mengakibatkan tsunami besar yang menerjang negeri sakura itu. Bencana itu menelan puluhan ribu korban jiwa dan kerusakan infrastruktur dengan kerugian hingga ribuan Triliun rupiah. Mungkin sebagai Negara maju jepang bisa saja memulihkan kerusakan infrastruktur dalam waku yang relatif singkat, akan tetapi kerusakan yang terjadi bukan hanya itu saja. Korban bencana itulah sebenarnya yang mengalami kerusakan yang lebih besar, entah itu trauma kehilangan atau terluka. Ketika kita peduli terhadap apa yang terjadi disana itu sebuah fitrah kita sebagai manusia.
Begitu  juga ketika bencana besar Tsunami Aceh yang menimpa Indonesia 26 Desember 2004 lalu mengakibatkan kerusakan parah dan menelan korban jiwa hingga ratusan ribu manusia. Mata dunia seketika itu menyorot bencana yang melanda Indonesia dan beberapa Negara lain akibat tsunami itu. Simpatisan dari berbagai Negara membantu mengulurkan tangan untuk korban bencana yang tertimpa tsunami aceh tersebut.
Sekarang kita coba beralih ke topik diluar bencana alam seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Perang yang terjadi di Gaza (Palestina), dimata dunia adalah perang agama. Makanya tidak selesai-selesai hingga saat ini, walaupun terkadang di media sudah tidak diberitakan, namun konflik terus terjadi di Gaza setiap harinya. Tidak heran ketika media bisa saja mengangkat kembali kasus perang Gaza di Palestina. Tapi disebagian orang memandang bahwa yang terjadi di Gaza itu adalah tragedi kemanusiaan sehingga banyak simpati dunia internasional hadir mulai dari freedom floatia hingga Michael Heart.
Ketiga contoh yang saya angkat diatas itu adalah bencana yang menimpa manusia. Bagaimana ketika hal itu terjadi, hati kita tergerak untuk menolong sesama. Bencana adalah tragedi kemanusiaan. Kita sebagai manusia menolong daerah bencana pada dasarnya bukan karena melihat bentuk fisik kerusakan daerah tersebut. Tapi lebih kepada mereka yang terkena bencana tersebut. Bagaimana membantu mereka yang terluka dan sedih kehilangan anggota keluarga. Tidak memandang siapa mereka, status, agama, dan sekat-sekat yang membatasi lainnya.
Kita bertindak menolong karena naluri kemanusiaan untuk membantu sesama. Dalam tragedi  agama, akan selalu ada tragedi kemanusiaan seperti halnya yang terjadi di palestina. Namun ketika kita berbicara mengenai kemanusiaan, hati kita akan selalu tergerak untuk membantu sesama tanpa memandang batasan yang ada. Nah, kesimpulannya, kemanusiaan itu adalah sebuah narasi besar yang bersifat universal tanpa membatasi sekat-sekat yang ada.
Sekarang saya mencoba akan mengangkat tema kemanusiaan ini dalam prespektif logika yang lebih luas. Kan tadi udah saya bilang kalo kemanusiaan itu sebuah narasi besar yang bersifat universal tanpa membatasi sekat-sekat yang ada. Berarti disini sudah jelas kalo kemanusiaan itu sifatnya bebas, tentunya ini menurut pandangan penulis semata.
Terkadang kita hanya melihat sosok kemanusiaan itu dalam artian bencana, karena memang dalam bencana itu tragedi kemanusiaan itu akan sangat kelihatan. Namun bagaimana sekarang saya akan berusaha melihat sisi kemanusiaan yang tak terlihat itu. Bukan tak terlihat, tapi kita yang tidak melihat sisi itu, padahal mereka sangat dekat dengan kita.
Oke, apa sih hubungannya dengan The world of Zakat seperti yang penulis bilang diawal? Biasanya kita sering mengartikan zakat itu “pemberian bagi kaum tak mampu” seperti itukah?? Berarti anda yang masih berpikiran seperti itu masih harus berkaca. DUNIA ITU TAK SELEBAR DAUN KELOR itu kata pepatah, artinya dalam pemikiran itu, kita berpikir jangan dangkal!
Secara arti saya yakin kita semua tau apa itu zakat, lalu bagaimana korelasinya dengan sisi kemanusiaan. Secara sederhana saya artikan zakat itu “memberi”. Kenapa saya hanya mengartikan gitu? Karena pada dasarnya zakat itu kan membantu orang lain, iya kan? Membantu juga bukan dalam artian kita memberi uang, membantu bisa saja kita mendirikan pelayanan fasilitas kepada masyarakat. Fasilitas masyarakat yang didirikan dengan dana umat itu akan berkesinambungan hingga masa mendatang. Tidak menutup kemungkinan kita sebagai pemberi fasilitas itu bisa ikut menggunakan fasilitas tersebut. Toh itu juga namanya fasilitas untuk masyarakat? Kita juga termasuk bagian masyarakat kan?
Sekarang saya mau tanya, apakah kita berzakat hanya pada waktunya saja? Jika masih berpikiran seperti itu, saya sarankan untuk membuang jauh-jauh pemikiran dangkal itu!. Karena itu berarti kita hanya mau menolong orang lain dikala mereka membutuhkan, tapi disini saya akan mengajak bagaimana kita berpikir untuk menolong orang sebelum mereka membutuhkan. Begitu lebih baik kan?
Membantu orang lain tidak mengenal batasan, dengan berzakat kita mambantu orang lain, dengan membantu sesama berarti kita manusiawi, itu berarti dengan berzakat kita memanusiakan manusia. Jangan hanya berzakat ketika waktunya saja, tapi berzakatlah seperti kita membantu sesama sehari-hari, karena zakat juga tak mengenal batasan waktu. Kalo bahasa kerennya saya bilang Limitless Zakat (begini ya bahasa inggrisnya?) artinya zakat tanpa batas. Zakat itu mudah kan? ^^