00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Belajar Dari Anak-anak

Masa kanak-kanak adalah masa emas. Seorang anak tidak pernah memikirkan masalah yang sedang dan akan dihadapinya. Jika ada masalah yang menimpa dirinya, maka kebanyakan dari mereka akan menangis karena tak mampu mengatasi sendiri..
Setelah itu, masalah yang tadinya membebani akan hilang begitu saja..

Ngomongin tentang cerita masa kanak-kanak, gue pengen sedikit cerita tentang kegiatan rutin gue setiap hari senin sore jam 15.00 sampai 17.00
Gue selalu ada kegiatan mengajar di Kec. Sei Mati, Medan. Kebetulan kalo naik motor cuma 20 menit perjalanan. Kegiatan yang gue ikutin ini adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat dibawah naungan salah satu dosen Sosiologi. Gak nyambung ya? Hehehe..
Sebagian besar pengajar berasal dari FISIP, Satu orang dari MIPA, dan cuma gue yang dari PERTANIAN.

Gue ngajar juga bukan permintaan dari dosen yang bersangkutan, tapi kesadaran itu timbul dari diri sendiri. Iya, ada satu momen yang sangat menohok batin gue untuk tergerak pada anak-anak.

Dulu, kehidupan gue semasa kanak-kanak sangatlah indah diantara sampah-sampah, mencari kaleng-kaleng bekas untuk kembali dijual. Dimasa itu, bisa belajar dengan waktu seusai "bekerja" adalah kenikmatan tersendiri. Begitu besar pengorbanan gue dulu untuk bisa belajar, begitu besar keinginan dimasa depan.

Tapi realita yang saat ini gue lihat tidaklah sama dengan masalalu gue. Sangat sedikit anak-anak yang sudah sadar dengan pentingnya pendidikan. Bermain adalah kesenangan utama yang menjadi prioritas dibanding belajar.

Apa memang seperti itu (bersenang-senang) masa kanak-kanak? Atau hanya gue saja yang melewatkan masa itu? Entahlah.

Namanya Kevin, kelas 1 SD. Baru belajar menulis. Kalo diumur segini aja kevin udah bisa nulis, nanti pas besar pasti tulisannya jauh lebih bagus! Semangat Keviiiin! ^__^
Jangan sampai kalah dengan kakak yang baru bisa nulis waktu kelas 3 SD ini. hehehe..

Tulisannya bagus kan? hehehe
Hiyak! Semangat Keviiinn! ^___^


Bukan hanya Kevin aja yang gue ajar, masih banyak lagi yang lain. Tapi cuma Kevin aja yang sukses buat gue bernotalgia ke masa lalu saat gue baru mulai belajar nulis.

Nih, masih banyak yang lainnya.. ^____^
Kak Adit sedang mengajar.. ~


Ini nih Kak Rahmat ngajar 3 orang sekaligus.. ~
Siapa yang ngajarin kalian narsis hah??!



Kak Fahmi lagi main teka-teki ~
Abis berantem dengan kakaknya, malah nangis =____="

Kak Saripah ini kalo ngajar, Ibu-ibu banget! Nikahin-Able dah! Tempat curhat anak-anak ~

Ini yang biasanya pulang terakhir.., Anak yang lain udah pulang duluan.
Padahal banyak banget muridnya
Dari kanan ke kiri :
Aris, Saripah, Hilal, Fahmi, dan Gue (pemegang kamera)
Well, jadwal ngajarnya tiap hari Senin, Selasa, dan Sabtu. Jam 3 sore mulai hingga jam 5 sore.
Gue ngambil shift hari Senin, merekalah partner ngajar tiap senin. Ada 2 orang lagi, tapi mereka berhalangan hadir. Jadi total pengajar hari Senin ada 8.

Masih banyak cerita dari anak-anak. Tapi segini aja dulu deh yaa..
Semoga dicerita selanjutnya, ada poto gue bareng anak-anak