00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Ayo Menulis, Kawan!

Menulis adalah potensi yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita sejak lahir. Bukan bakat yang diberikan secara sepihak, bukan pula mukjizat. Siapa bilang hanya orang jenius saja yang bisa menulis? Toh ada juga orang bodoh yang bisa menulis. Gue contohnya..

Iya, gue bisa menulis. "Bisa" dan "Ahli" adalah dua hal yang berbeda.

Oke, tulisan ini gue dedikasikan untuk temen-temen gue SenSEI, Guru-guru, dan semua orang yang pernah menapakkan kaki untuk menggali ilmu dari dunia yang bernama SMART EI. Dan sangat besar harapan gue bisa ngasih motivasi buat adik-adik siswa SMART untuk bisa menulis, apalagi yang udah Alumni. hehehe

Apa motivasi gue menulis (ngeblog)?

Gue sering ditanya tentang motivasi menulis. Sering banget.
Motivasi nulis gue berawal dari kecemburuan.

Iya, dulu ada kakak kelas gue yang ikut pertukaran pelajar ke Belgia, namanya Kak Roni. Sebelum beliau berangkat ke Belgia, salah seorang guru bahasa Arab, Ust. Andi Rahman, memberikan sebuah buku kepada Kak Roni. Guru gue bilang gini..
Ini buku kamu isi tentang pengalaman selama disana. Supaya kamu nanti pas pulang bisa berbagi dengan teman-teman disini. Kalau kurang bukunya, kamu bisa beli lagi, lalu nulis lagi. Gak usah mikir tulisan kamu jelek, yang penting tuliskan saja!
Yah, begitulah kira-kira..
Kecemburuan gue sederhana, pengen dapat buku dari guru. Itu aja.
Gue cuma berharap bisa dikasih hal yang sama. Buku tulis kosong yang harus gue tulis.
Bahkan sampai diakhir tahun gue sekolah, gue masih selalu berharap hal yang sama..
"Semoga ketika gue lulus nanti, ada seorang guru yang ngasih buku tulis"

Tapi kenyataannya, sampai lulus, harapan itu tidak terwujud.

Atau mungkin gue yang terlalu bego sampai-sampai tidak dapat perhatian?
Entahlah, tapi kalo bego gue akui. Selama 5 tahun sekolah, nilai tertinggi bahasa Arab gue 80. Itu pun nilai terendah waktu itu, yang lain dapat 90-an keatas.
Nilai tertinggi, 80, cuma sekali selama 5 tahun. selebihnya? Nilai menyedihkan. Selalu dapat nilai bobrok, paling bawah dari semua siswa. dapat 60 aja udah sujud syukur gue.

Ya, mungkin karena nilai gue yang selalu hancur. Gue dikenal karena sering remedial (mungkin).
1% kemungkinan harapan gue bisa dapat buku dari beliau. Dan ternyata benar, 99% terwujud. Buku itu hanya harapan belaka.

Akhirnya, gue menganugerahkan diri sendiri dengan membuat catatan harian maya (Blog).

Gue pertama kali ngeblog pada bulan Oktober 2010.
Motivasi pertama adalah kalimat terakhir guru gue waktu itu..
Lalu motivasi kedua adalah gue pengen punya buku dari tulisan blog yang dibukukan seperti Raditya Dika dengan novelnya "Kambing Jantan".

Lalu motivasi utama adalah gue pengen buktikan kalau orang bego kayak gue juga bisa nulis.
Kalo gue nunggu dikasih buku baru nulis, gue gak akan pernah mulai untuk nulis. Toh siapa sih yang mau ngasih gue buku untuk ditulis waktu itu? Ada tanda-tanda bisa nulis aja nggak. Biasanya yang pantas dapat buku ya yang prestasinya cemerlang. Yang kelihatan berbakat nulis.

Menggali Tulisan

Awal gue ngeblog, BINGUNG!
Iya, gue seharian di warnet cuma untuk buat SATU TULISAN aja. Waktu itu gue gak tau ada komunitas blogger, gak tau juga tentang ngeblog. Semua gue lakuin secara otodidak. Bulan November 2010 jumlah postingan gue hampir 30. Artinya hampir setiap hari gue nulis.

Gue udah promosikan tulisan kesana-kemari, tapi tetep aja, pengunjungnya dikit. Ada yang berkunjung, tapi gak ada respon. Gue sadar diri aja, tulisan gue masih jelek. Akhirnya gue buat target, dua hari sekali setidaknya gue ngeposting!
Responnya? Sama aja.

Trafik pengunjung sampe 1000 sebulan aja gue udah jingkrak-jingkrak seneng. Itupun hasil dari promosi setiap harinya. Kalo gak promosi, gak bakal ada pengunjung tuh.

Tapi gue gak pernah nyerah nulis. Puluhan tulisan, tapi gak ada feedback sama sekali. Akhirnya gue ubah motivasi nulis..
Gue menjadikan aktivitas nulis (ngeblog) sebagai hobi dan hiburan semata..
 Semenjak itulah gue menggali kualitas tulisan. Dan mulai saat itulah gue menemukan gaya tulisan sendiri.

Apresiasi pertama yang gue dapat adalah ketika menjadi Juara 3 Lomba Blogger Kemanusiaan Dompet Dhuafa 2011. Itu pertama kalinya gue merasa sangat dihargai menjadi blogger. Gue gak pernah nyangka kalau tulisan gue bisa menang. Gue gak pernah mikir bisa menang. Banyak orang dewasa yang ikut, guru-guru pun ikut. Tapi kenapa gue bisa juara 3? kenapa gak mereka aja yang udah ahli banget dalam menulis?

Apa tim jurinya gak salah? Rasanya gue gak pantas menang..
Tapi gue coba menerima kenyataan, kalau tulisan gue memang diakui.

Mulai saat itu gue banyak latihan nulis artikel untuk mading kampus. Mulai saat itu tulisan-tulisan gue banyak mendapat respon dan apresiasi dari temen-temen kampus dan temen blogger.

Awal tahun 2012, Alhamdulillah gue masuk sebagai finalis lomba Blog SOTOJI. Terus bulan Juli 2012 gue mendapat apresiasi juara 2 Blogging Voice Of America (VOA) Indonesia. Terakhir, bulan November 2012 gue Juara Terbaik Lomba Artikel Opini.

Gak sampai disitu, gue jadi sering diminta tolong untuk menilai tulisan temen-temen kampus. Menjadi juri lomba. Dan sekarang, gue mengelola 3 Website sebagai admin dan donatur tulisan.

Sampai sekarang, gue masih gak bisa terima kalau dibilang "Jago Nulis". Gue cuma "Bisa Nulis". Banyak yang lebih jago nulis.

Untuk bisa mendapat apresiasi pertama kali, gue harus menulis 100-an postingan blog. 100-an tulisan itulah yang gue namakan PROSES.

Gue gak bisa se-kritis tulisan Kak Subandi Rianto, Kak Yazid Ridla, Floren, Mustarakh Gelfi, dll.
Tulisan mereka dimuat koran, dibaca khalayak banyak.

Gue gak bisa sekritis mereka. Tapi gue selalu mencoba untuk bisa menulis dikoran.

Tapi gue rutin menempel artikel di mading kampus, minimal seminggu sekali. Alhamdulillah gue dipercaya menjadi ketua redaksi buletin kampus.

Semua yang gue dapatkan itu setelah melalui proses yang sangat panjang. Hobi gue sekarang menulis. Ketika tulisan gue menang lomba, mungkin saat itu lagi bagus, atau juri yang salah menilai. Bukan karena gue jago nulis.

Bukan maksud gue mau sombong, tapi tulisan ini gue buat karena udah banyak banget yang nanya tentang motivasi menulis. Juga ingin membuktikan kalau orang bego, juga bisa nulis.

Kalau lagi bosen, gue selalu nulis. Menjadikan aktivitas nulis menjadi hobi dan hiburan lebih tepatnya. Dan sampai sekarang, harapan gue dulu, masih selalu ada. Terkadang menjadi mimpi indah ketika ada seorang guru yang ngasih gue buku.
Yaah, mimpi dan harapan itu mungkin saja terkabul. Semoga. Semoga jika memang terkabul, gue memang pantas dan layak menerima buku itu.

Orang bego pun bisa nulis.
Karena menulis bukanlah bakat, tapi potensi yang terpendam pada setiap kita. Hanya saja bagaimana kita mau menggali potensi itu atau tidak.
Kalau ada yang merasa lebih bego dari gue, maka yang perlu diingat, orang tolol itu mirip dengan orang yang terlampau cerdas! Secerdas apapun manusia, pasti akan kalah dengan orang yang bekerja keras.

Gak bisa nulis? Kerja keras dong untuk bisa nulis!
Rela kalah sama orang bego?

Yuk, menulis! Fight! ^__^