00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Masih Mau Mengeluh Sebanyak Apa Lagi?

Heyooohh apa kabar semua?
Tetap semangat kan? Masih terus optimis kan? Masih terus mengejar mimpi kan?
Tidak ada alasan yang rasional untuk menghentikan semangatmu dalam kebaikan
Bahwa "Anak Singkong" seperti Chairul Tanjung saja bisa sangat sukses. Dari keadaan yang sama sekali tidak punya harta, hingga saat ini menjadi pembakar semangat anak-anak Indonesia untuk bisa bangkit dari keterpurukan keadaan. Tak dapat dipungkiri pula mereka yang mengejek-ejek Chairul Tanjung dulu malu jika hanya menyebut nama Anak Singkong lagi.

Anak singkong atau anak sukses?
Karena apa? Chairul Tanjung menerima saja panggilan "Anak Singkong", tapi martabat dan harga dirinya tidak pernah bisa luntur dengan panggilan itu. Justru itu semakin menguatkan pondasi untuk bisa mematahkan kata orang dengan congkak kesuksesannya.

Thomas Alva Edison
Well, bukan hanya Chairul Tanjung. Lihat saja Thomas Alfa Edison, sang penemu bola lampu? Berapa banyak Beliau gagal menciptakan lampu? 1000? Bukan, itu hanya jumlah yang tertulis dalam buku-buku pelajaran. Ia gagal lebih dari itu, lebih dari yang semua orang bayangkan, lebih dari deskripsi buku sejarah. Tapi pada akhirnya ia berhasil juga kan?


Coba kita lihat lebih jauh lagi. Pemimpin Perang Salib, Salahuddin Al-Ayyubi. Ia berhasil menaklukkan Konstantinopel dalam serangkaian episode Perang Terpanjang dalam sejarah umat. Beliau berhasil sebagai pemimpin perang dengan belajar dari kesalahan perang-perang sebelumnya, membentuk taktik perang yang lebih jitu, lalu tak gentar menggertak musuh hingga kalang kabut. Semangatnya selalu membara.

Ada 2 sebab kenapa mereka semua berhasil dengan kesuksesan yang begitu besar.
SEMANGAT dan MENGELUH.

Bayangkan saja kalau Chairul Tanjung MENGELUH akan keadaan keluarga, Apa kita akan pernah melihat buku kesuksesan "Anak Singkong"? Bahkan saya ragu bisa mendengar nama besar Chairul Tanjung dipanggung kesuksesan.

Bayangkan saja kalau Thomas Alva Edison MENGELUH karena sudah 1000 kali gagal, lalu menyerah. Apa bisa kita menikmati cahaya lampu dimalam hari? Saya ragu, mungkin saat ini kita masih memakai lampu minyak dan obor. Tapi karena SEMANGAT-nya, Ia berhasil pada bohlam ke 1001. Banyangkan kalau dia mengeluh, menyerah, padahal ia akan sukses pada satu bohlam lagi!

Bayangkan saja jika Salahuddin Al-Ayyubi MENGELUH karena panjangnya perang salib, apa kita akan pernah mendengar cerita tentang Penaklukkan Konstantinopel? Mungkin saja sampai saat ini kita masih ikut dalam proses panjang perang salib tanpa henti itu. Tapi Beliau memilih untuk tetap SEMANGAT!

LALU, APAKAH KITA MASIH MENGELUH JUGA?

Well, kita gak perlu jauh-jauh lihat sejarah. Sekarang coba kita introspeksi diri pada diri kita sendiri. Apakah kita sudah pernah mengeluh?

Penulis amati, kita lebih sering mengeluh ketimbang untuk menebar semangat. Tanpa sadar kita sudah banyak mengeluh. Iya, TANPA SADAR.
Coba kita amati satu per satu..

"HADUUUHH.."

Seberapa sering kita mengucapkan kata seperti "haduh"? misalnya, "Haduh, capek banget nih". Kita sering mengeluh capek. Nah, mungkin setiap hari kita mengucapkan itu. Akui saja. Setiap pulang sekolah, kuliah, kerja, dll.

"Haduh", "Capek", itu semua kata negatif, kata mengeluh. Bukan saya melarang. Coba deh ganti dengan kata positif sebagai penggantinya. Misalnya..
"Tubuhku udah meminta haknya untuk istirahat, sepertinya harus rehat sejenak".
Kata seperti itu jauh lebih positif dan bermanfaat. Tubuh pun akan merespon positif. Kita tidak perlu istirahat terlalu lama sudah cukup, karena sudah ada energi positif dari perkataan kita.

"YAAAAHH.."

Hayooo, kalian pasti juga sering bilang "yah" kan? mungkin sebagai ungkapan rasa penyesalan. Misalnya..
"Yah, kok gak dikerjain sih?"
"Yah, ada tugas lagi dari dosen"

Hati-hati! Itu juga kata mengeluh. Kenapa?
Kita menyesal mungkin karena tugas organisasi tidak dikerjakan oleh anggota kita, jadi kita bilang "Yah.. bla..blaa.." pokoknya kita menyesal. Tapi coba deh diganti katanya dengan lebih positif tapi dengan makna pesan yang sama. Misalnya..
"Kamu harus semangat ya! Gapapa kali ini gak bisa kerjain tugasnya, mungkin lagi banyak tugas dari dosen. Lain kali usahakan bisa ya.. Kamu pasti bisa!"

Dengan kata-kata seperti itu ada 2 hal yang kita sampaikan, pertama memberikan semangat kepada anggota, dan kedua ada sedikit sindirian. Anggota pasti akan merasa tidak enak kalau terus-terusan seperti itu sementara ada harapan dan amanah yang dipercayakan padanya.

DILARANG!!
"DILARANG"

Penggunaan kata dilarang banyak dan marak dilingkungan kita. Dilarang Parkir, Dilarang Membuang Sampah Sembarangan, Dilarang ini itu de el el..

Sebenarnya kata perintah seperti "Dilarang" itu juga salah satu bentuk keluhan juga loh?
Banyak orang yang buang sampah sembarangan, lalu kita bersihkan, lalu ada yang buang lagi sembarangan. Lalu kita merasa kesal dan ngeluh gitu, makanya dibuat kata larangan.
Nah, itu ngeluh kan? Tanpa sadar kita ngeluh karena harus capek berkali-kali membersihkan. Kita mengeluh capek.

Coba kata-kata itu diganti dengan begini..
"Mohon Kerjasamanya Untuk Tidak Membuang Sampah Sembarangan"
Kata-katanya lebih halus dan tidak terkesan mengeluh. Kenapa kita harus mengeluh untuk bersih-bersih? Toh kebersihan itu sebagian dari iman kan? Lantas kalau sudah tidak ada lagi yang buang sampah sembarangan lagi, kita gak perlu bersih-bersih gitu? Yuk kita biasakan kebersihan bagian dari kehidupan kita! ^^

YANG PALING BANYAK MENGELUH ADALAH KETIKA SEDANG MENJALIN CINTA (PACARAN)

Iya, gak perlu dipungkiri lagi.. Orang yang sedang menjalin cinta (pacaran) itu kadar mengeluhnya 1000% lebih banyak! Bahkan lebih banyak lagi!! Misal..
"Kemana sih? Kok gak sms?!" >> (Terus kalo gak dismsin mati gitu?)
"Deket-deket aja dengan cewek itu!!" >> (lah? emang dia itu siapamu? suami? kok berani kasih larangan?)
"Kamu mempermainkan hatiku!" >> (hati kamu yang dipermainkan atau hatimu terlalu protektif?)

"Sedih, gak ada lagi yang menemani.."

Biasanya itu kata-kata keluar ketika baru putus. Kasihan.
Yakin kamu sendirian setelah putus? Emang kemana orang tua mu selama ini? Kemana sahabat dan temanmu selama ini? Apa kamu hanya hidup sebatang kara tanpa dia? 
Nggak kan?

Coba deh ingat-ingat lagi kalau dulu kamu juga bahagia sebelum mengenal jatuh cinta. Kamu bisa tuh senyum kesana-kemari, kamu bisa main-main dengan teman, kamu masih bisa tuh curhat ke orang tua. Coba deh ingat kembali. Bahwa kamu bisa bahagia tanpa harus pacaran. Kamu bisa bahagia dengan caramu sendiri, tanpa harus bergantung pada orang lain.

Kamu terlalu banyak mengeluh sehingga lupa bahwa sangat banyak pintu kebahagiaan dibelakangmu. Lihat! Kamu gak pernah sendirian! Jika jatuh cinta itu hanya membuatmu terpuruk, lebih baik tinggalkan! ^^

MASIH MAU MENGELUH?

Lalu,
Kapan bisa sukses seperti Chairul Tanjung kalau kerjanya terus mengeluh?
Kapan bisa berani seperti Salahuddin Al-Ayyubi kalau kerjanya terus mengeluh?
Kapan bisa secemerlang lampu Thomas Alva Edison kalau terus mengeluh?
Mereka berhasil karena tidak pernah mengeluh!
Kita sudah banyak mengeluh.
Lalu,
Mau mengeluh sebanyak apa lagi?

SEMANGAAAATTT!!! ^^

stop complaining!!