00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

SURAT RINDU #19 : Kamu Koruptor!


Heh! Kamu selalu membuatku menggeleng-gelengkan kepala perkara surat-suratmu! Tingkahmu selalu membuatku habis pikir, bingung, dan heran. Sudah berapa banyak suratmu yang terkirim untukku?

Maka seperti perkataanmu, kamu berhutang pelukan sebanyak surat yang telah terkirim! Ditambah lagi bunga atas hutangmu, belum lagi kerinduanku yang semakin menumpuk, sepertinya kamu berhutang sangat banyak pelukan untukku!

Aku tidak sedang berbaik hati kali ini. Dan aku tidak sedang juga memaafkan semua kesalahanmu atas rindu yang entah sudah berapa banyak tertumpuk.

Kamu Koruptor!


Aku sadar, bukan hanya KPK saja yang sedang sibuk mengurusi koruptor. Tapi aku juga. Dan pelaku koruptor itu cuma kamu.

Maaf, tapi kenyataanya memang demikian.
Coba kita hitung apa saja yang sudah kamu korupsi dariku.

Pertama, kamu menyuapku dengan kerinduan. Kamu tahu sudah berapa banyak rekening rinduku? Ia sudah menumpuk penuh. Dan setiap rekening yang ada, sudah bisa disebut rekening gendut.

Kedua, kamu membuatku selalu mengucap harapan. Yang perlu kamu tahu, harapanku hampir semua terselip namamu. Kamu memonopoli harapan. Dan itu tidak seharusnya dilakukan.

Ketiga, kamu memeras semua doaku. Pada setiap tangan ini menengadah berdoa pada-Nya, selalu saja ada kamu. Selalu saja terucap satu bait doa untukmu. Selalu.

Keempat, kamu menggunakan kecantikanmu untuk memikatku. Kamu menggunakan kecantikan yang begitu banyak dipuja semesta untuk memperbudak diriku sehingga buta oleh kecantikan yang lain.

Dan yang terakhir, sudah beberapa kali kamu menolak panggilan temu dariku.

Kini sudah ada lima bukti kuat untuk menahanmu. Kamu tak bisa lari lagi. Kamu seharusnya malu menjadi koruptor. Ini surat peringatan agar kamu tak lari. Ini juga sekaligus surat perintah penahanan.

Kamu jangan lari. Aku akan pergi menjemputmu dan langsung menjebloskanmu dalam penjara hatiku.

Tertanda, ketua Komisi Pemberantas Kerinduan

Perseus