00:00
Senin
00 Mei
jQuery(function($){
$("#ticker").tweet({
username: "buffhans",
page: 1,
avatar_size: 32,
count: 5,
loading_text: "lagi ngebaca twit..."
}).bind("loaded", function() {
var ul = $(this).find(".tweet_list");
var ticker = function() {
setTimeout(function() {
var top = ul.position().top;
var h = ul.height();
var incr = (h / ul.children().length);
var newTop = top - incr;
if (h + newTop <= 0) newTop = 0;
ul.animate( {top: newTop}, 500 );
ticker();
}, 5000);
};
ticker();
});
});
˟

Ironi Harapan Dititik Pergantian


Sebelum saya menuliskan tulisan ini, saya sedang melihat-lihat langit luar yang penuh dengan gemerlap suara dan cahaya. Apalagi kalau bukan kembang api dan petasan. Entah ini kebiasaan yang sudah membudaya, ataukah budaya yang mengakar menjadi ritual.

Ritual penyambutan tahun yang baru, evaluasi masa lalu, dan rangkaian harapan kedepan. Kurang pas jika ini disebut sebagai kebiasaan ataupun budaya, karena keduanya dapat dilakukan kapanpun tanpa harus terpaut waktu. Saya merinding ketika menyebut ini adalah ritual, tanggal, hingga waktu detik mundur pun dihitung untuk sebuah euforia sesaat.

Euforia itu bukan mendatangkan manfaat, hanya hiburan sesaat, dan bahkan sering kali berakhir dengan maksiat.

Saya bukanlah orang yang suka merayakan pergantian tahun, atau setuju dengan perayaannya. Saya melihat langit luar yang penuh kerlip cahaya bukan karena senang dengan ritualnya, ini adalah hiburan gratis. Bukan berarti pula saya bergadang hanya untuk menyaksikan, tapi jam biologis istirahat beberapa bulan belakangan saya ubah untuk bisa terjaga hingga pukul tiga pagi. Toh tidak ada bedanya dengan sejenak keluar ruangan sebentar untuk menghirup udara segar namun ternyata ada pemandangan hiruk-pikuk cahaya.

Banyak evaluasi ketika menjelang pergantian tahun, mulai dari kesalahan diri hingga prestasi. Lalu sedetik setelah tahun berganti, evaluasi berubah menjadi untaian doa dan harapan. Evaluasi itu diperuntukkan kepada diri sendiri ataukah tahun? Lalu doa dan harapan dipanjatkan kepada Tuhan ataukah deratan angka tahun yang berganti?

Evaluasi dan harapan tidak seharusnya hanya dilakukan setahun sekali. Lalu kenapa ini seakan menjadi hal yang wajib?
Kesan perayaan seketika berubah menjadi keraguan, kegiatan ini adalah ritual yang ditujukan kepada angka tahun yang berubah. Beranikah kita meritualkan diri kepada selain tuhan?

“2013, be my year please”
Memangnya tahun itu milik seseorang atau hanya beberapa golongan tertentu saja?
“2013, please be nice to me”
Tahun itu bukanlah makhluk yang mengatur kehidupan siapapun. Jika menginginkan tahun yang manis, bukan berharap seakan tahun adalah algojo kehidupan sehingga berharap kepada tahun. Kitalah yang menjalani kehidupan, berbuatlah yang terbaik agar kehidupan setahun kedepan bisa dikatakan manis.

Itu adalah beberapa kalimat harapan yang tidak bisa saya tolerir maksud dan tujuannya. Terlalu bodoh untuk menjadi doa dan harapan.

Orang tidak tahu manfaat apa yang didapat ketika membakar kembang api dan petasan. Selain kenikmatan sesaat, selebihnya kemaksiatan. Kenikmatan sesaat itu tidak sebanding dengan seberapa besar usaha yang dilakukan demi membeli selongsong penembak kembang api.

Ketika lebih banyak maksiat dan kemubadziran yang didapat. Satu-satunya jalan untuk mengatasi kemaksiatan ini adalah mengedepankan azas kemanfaatan. Lakukanlah ketika manfaat yang didapat sebanding dengan apa yang dikorbankan. Namun jika manfaat itu hanya sekejap, tinggalkan.

Tinggalkan ritual yang ditujukan kepada selain Tuhan, apapun bentuknya itu. Karena sebenarnya dengan sadar kita sedang menyekutukan-Nya.

Harapan hanya akan sampah ketika hanya terucap tanpa tindakan. Karena hanya harapan yang selalu terasa manis, sementara tindakan selalu kurang relevan dengan apa yang dicitakan.

PureIt, Air Sehat Gak Perlu Mahal

Saya termasuk orang yang jarang nonton TV
Tapi suatu ketika gak sengaja lihat iklan PureIt..

Pertanyaan yang mengambang saat pertama kali adalah,
"Ini beneran gak sih?"
Akhirnya saya browsing untuk cari tahu tentang fakta PureIt. Dari penjelasan ilmiah yang ada, akhirnya saya menerima inovasi yang dilakukan oleh Unilever.

Agak sedikit terkejut aja,
Pertama kali lihat iklan PureIt, saya langsung dibawa nostalgia kemasa-masa ketika pas kelas 4 SD. Itulah pertama kalinya saya diajarkan tentang eksperimen penyulingan air sederhana. Dari air yang tadinya keruh, disaring menjadi air yang jernih.
Eksperimen yang saya lakukan waktu itu mirip dengan gambar ini..

Penyaring Air sederhana. Sumber  gambar disini
Skema sederhananya seperti ini..

Sumber gambar disini
Tapi alat penyaring sederhana itu hanya menyaring air yang keruh menjadi air yang jernih saja. Tidak untuk diminum / dikonsumsi secara layak, karena hanya menyaring tanah yang membuat air menjadi keruh.

Dan semenjak itu, saya selalu berpikir..
"Mungkin gak sih dibuat alat penyaring air yang hasil saringannya langsung bisa diminum?"
"Jika mungkin, bisa gak terjangkau oleh daya beli masyarakat?"

Sangat mungkin memang, tapi harga alatnya mungkin sangat tidak terjangkau untuk masyarakat umum. Tapi semua kegundahan dan pertanyaan dalam pikiran saya langsung terjawab oleh terobosan PureIt!

Ada 4 tahapan penyaringan PureIt


Dan ada juga jaminan perlindungan yang diberikan PureIt!


Hal yang paling penting, apa sih untungnya pake PureIt?
Ini dia.. jeng.. jeng..


Masih ragu kalau PureIt bisa menghilangkan bakteri, virus, dan parasit?
Nih lihat..

Memenuhi Kriteria EPA dan mendapat sertifikasi dari lembaga ilmu pengetahuan di ASIA dan Eropa!

Airnya bebas bakteri, virus, dan parasit. Gak perlu galon, Gak perlu dimasak airnya, tanpa listrik, tanpa gas, gampang dipake. Dan saya, sebagai anak kosan sejati yang melihat segala hal dari segi harga, PureIt sangat terjangkau!! hehehe..


Harganya hanya Rp. 550.000,-
Coba kalau diperhitungkan dengan estimasi kebutuhan minum saya sehari-hari..

Harga air galon isi ulang di Medan Rp. 4.000,-
Karena per-galon isinya 19 liter, berarti Rp. 210 / liter

Harga air galon bermerek di Medan Rp. 12.000,-
Artinya per-liter seharga Rp. 631,-

Nah! Untuk PureIt, harga GKK (Germ Kill Kit) itu Rp. 150.000,- tapi untuk 1500 liter air!
Artinya, harga per-liternya cuma 100 RUPIAH!!
Wih, saya yang biasanya beli air galon isi ulang hemat 2 kali lipat!

Dari jaman SD sampai Kuliah, saya selalu memperhatikan kenikan harga air minum. Harga air minum semakin melambung.
Zaman dulu, air minum bersih mungkin bisa diminum langsung dari sungai yang jernih. Nah sekarang? Sejernih apapun air sungai gunung, saya masih ragu untuk minum secara langsung. Kenapa? Pencemaran lingkungan sekarang sudah ada dimana-mana. Siapa yang bisa menjamin air sungai yang jernih bisa bebas dari kuman bakteri?

Jadi, gak salah dong saya meragukan kualitas air jernih sekalipun yang ada di alam?

Ini membuktikan bahwa kelestarian alam berbanding lurus dengan kualitas air. Banyaknya air galon yang dijual semakin menandakan bahwa air minum menjadi semakin kritis untuk dimiliki secara bersama. Air minum yang seharusnya gratis, kini harus dibeli. Padahal air adalah kebutuhan manusia yang sangat vital.

PureIt memberikan solusi inovatif air minum sehat untuk masa depan. Untuk sehat, gak perlu mahal. Orang yang sehat adalah orang yang meminum air yang sehat pula.

Dimasa mendatang, ketika air galon semakin melambung tinggi harganya, apalagi air bermerek. PureIt hanya perlu air keran yang nantinya akan disaring menjadi air yang sehat konsumsi.

Memanfaatkan sumber air yang ada, yang terdekat, apalagi kalo bukan air keran?
Yang bisa mengubah air keran menjadi air minum ya cuma PureIt.

PureIt, Air Sehat Gak Perlu Mahal ^__^

Ayo Menulis, Kawan!

Menulis adalah potensi yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita sejak lahir. Bukan bakat yang diberikan secara sepihak, bukan pula mukjizat. Siapa bilang hanya orang jenius saja yang bisa menulis? Toh ada juga orang bodoh yang bisa menulis. Gue contohnya..

Iya, gue bisa menulis. "Bisa" dan "Ahli" adalah dua hal yang berbeda.

Oke, tulisan ini gue dedikasikan untuk temen-temen gue SenSEI, Guru-guru, dan semua orang yang pernah menapakkan kaki untuk menggali ilmu dari dunia yang bernama SMART EI. Dan sangat besar harapan gue bisa ngasih motivasi buat adik-adik siswa SMART untuk bisa menulis, apalagi yang udah Alumni. hehehe

Apa motivasi gue menulis (ngeblog)?

Gue sering ditanya tentang motivasi menulis. Sering banget.
Motivasi nulis gue berawal dari kecemburuan.

Iya, dulu ada kakak kelas gue yang ikut pertukaran pelajar ke Belgia, namanya Kak Roni. Sebelum beliau berangkat ke Belgia, salah seorang guru bahasa Arab, Ust. Andi Rahman, memberikan sebuah buku kepada Kak Roni. Guru gue bilang gini..
Ini buku kamu isi tentang pengalaman selama disana. Supaya kamu nanti pas pulang bisa berbagi dengan teman-teman disini. Kalau kurang bukunya, kamu bisa beli lagi, lalu nulis lagi. Gak usah mikir tulisan kamu jelek, yang penting tuliskan saja!
Yah, begitulah kira-kira..
Kecemburuan gue sederhana, pengen dapat buku dari guru. Itu aja.
Gue cuma berharap bisa dikasih hal yang sama. Buku tulis kosong yang harus gue tulis.
Bahkan sampai diakhir tahun gue sekolah, gue masih selalu berharap hal yang sama..
"Semoga ketika gue lulus nanti, ada seorang guru yang ngasih buku tulis"

Tapi kenyataannya, sampai lulus, harapan itu tidak terwujud.

Atau mungkin gue yang terlalu bego sampai-sampai tidak dapat perhatian?
Entahlah, tapi kalo bego gue akui. Selama 5 tahun sekolah, nilai tertinggi bahasa Arab gue 80. Itu pun nilai terendah waktu itu, yang lain dapat 90-an keatas.
Nilai tertinggi, 80, cuma sekali selama 5 tahun. selebihnya? Nilai menyedihkan. Selalu dapat nilai bobrok, paling bawah dari semua siswa. dapat 60 aja udah sujud syukur gue.

Ya, mungkin karena nilai gue yang selalu hancur. Gue dikenal karena sering remedial (mungkin).
1% kemungkinan harapan gue bisa dapat buku dari beliau. Dan ternyata benar, 99% terwujud. Buku itu hanya harapan belaka.

Akhirnya, gue menganugerahkan diri sendiri dengan membuat catatan harian maya (Blog).

Gue pertama kali ngeblog pada bulan Oktober 2010.
Motivasi pertama adalah kalimat terakhir guru gue waktu itu..
Lalu motivasi kedua adalah gue pengen punya buku dari tulisan blog yang dibukukan seperti Raditya Dika dengan novelnya "Kambing Jantan".

Lalu motivasi utama adalah gue pengen buktikan kalau orang bego kayak gue juga bisa nulis.
Kalo gue nunggu dikasih buku baru nulis, gue gak akan pernah mulai untuk nulis. Toh siapa sih yang mau ngasih gue buku untuk ditulis waktu itu? Ada tanda-tanda bisa nulis aja nggak. Biasanya yang pantas dapat buku ya yang prestasinya cemerlang. Yang kelihatan berbakat nulis.

Menggali Tulisan

Awal gue ngeblog, BINGUNG!
Iya, gue seharian di warnet cuma untuk buat SATU TULISAN aja. Waktu itu gue gak tau ada komunitas blogger, gak tau juga tentang ngeblog. Semua gue lakuin secara otodidak. Bulan November 2010 jumlah postingan gue hampir 30. Artinya hampir setiap hari gue nulis.

Gue udah promosikan tulisan kesana-kemari, tapi tetep aja, pengunjungnya dikit. Ada yang berkunjung, tapi gak ada respon. Gue sadar diri aja, tulisan gue masih jelek. Akhirnya gue buat target, dua hari sekali setidaknya gue ngeposting!
Responnya? Sama aja.

Trafik pengunjung sampe 1000 sebulan aja gue udah jingkrak-jingkrak seneng. Itupun hasil dari promosi setiap harinya. Kalo gak promosi, gak bakal ada pengunjung tuh.

Tapi gue gak pernah nyerah nulis. Puluhan tulisan, tapi gak ada feedback sama sekali. Akhirnya gue ubah motivasi nulis..
Gue menjadikan aktivitas nulis (ngeblog) sebagai hobi dan hiburan semata..
 Semenjak itulah gue menggali kualitas tulisan. Dan mulai saat itulah gue menemukan gaya tulisan sendiri.

Apresiasi pertama yang gue dapat adalah ketika menjadi Juara 3 Lomba Blogger Kemanusiaan Dompet Dhuafa 2011. Itu pertama kalinya gue merasa sangat dihargai menjadi blogger. Gue gak pernah nyangka kalau tulisan gue bisa menang. Gue gak pernah mikir bisa menang. Banyak orang dewasa yang ikut, guru-guru pun ikut. Tapi kenapa gue bisa juara 3? kenapa gak mereka aja yang udah ahli banget dalam menulis?

Apa tim jurinya gak salah? Rasanya gue gak pantas menang..
Tapi gue coba menerima kenyataan, kalau tulisan gue memang diakui.

Mulai saat itu gue banyak latihan nulis artikel untuk mading kampus. Mulai saat itu tulisan-tulisan gue banyak mendapat respon dan apresiasi dari temen-temen kampus dan temen blogger.

Awal tahun 2012, Alhamdulillah gue masuk sebagai finalis lomba Blog SOTOJI. Terus bulan Juli 2012 gue mendapat apresiasi juara 2 Blogging Voice Of America (VOA) Indonesia. Terakhir, bulan November 2012 gue Juara Terbaik Lomba Artikel Opini.

Gak sampai disitu, gue jadi sering diminta tolong untuk menilai tulisan temen-temen kampus. Menjadi juri lomba. Dan sekarang, gue mengelola 3 Website sebagai admin dan donatur tulisan.

Sampai sekarang, gue masih gak bisa terima kalau dibilang "Jago Nulis". Gue cuma "Bisa Nulis". Banyak yang lebih jago nulis.

Untuk bisa mendapat apresiasi pertama kali, gue harus menulis 100-an postingan blog. 100-an tulisan itulah yang gue namakan PROSES.

Gue gak bisa se-kritis tulisan Kak Subandi Rianto, Kak Yazid Ridla, Floren, Mustarakh Gelfi, dll.
Tulisan mereka dimuat koran, dibaca khalayak banyak.

Gue gak bisa sekritis mereka. Tapi gue selalu mencoba untuk bisa menulis dikoran.

Tapi gue rutin menempel artikel di mading kampus, minimal seminggu sekali. Alhamdulillah gue dipercaya menjadi ketua redaksi buletin kampus.

Semua yang gue dapatkan itu setelah melalui proses yang sangat panjang. Hobi gue sekarang menulis. Ketika tulisan gue menang lomba, mungkin saat itu lagi bagus, atau juri yang salah menilai. Bukan karena gue jago nulis.

Bukan maksud gue mau sombong, tapi tulisan ini gue buat karena udah banyak banget yang nanya tentang motivasi menulis. Juga ingin membuktikan kalau orang bego, juga bisa nulis.

Kalau lagi bosen, gue selalu nulis. Menjadikan aktivitas nulis menjadi hobi dan hiburan lebih tepatnya. Dan sampai sekarang, harapan gue dulu, masih selalu ada. Terkadang menjadi mimpi indah ketika ada seorang guru yang ngasih gue buku.
Yaah, mimpi dan harapan itu mungkin saja terkabul. Semoga. Semoga jika memang terkabul, gue memang pantas dan layak menerima buku itu.

Orang bego pun bisa nulis.
Karena menulis bukanlah bakat, tapi potensi yang terpendam pada setiap kita. Hanya saja bagaimana kita mau menggali potensi itu atau tidak.
Kalau ada yang merasa lebih bego dari gue, maka yang perlu diingat, orang tolol itu mirip dengan orang yang terlampau cerdas! Secerdas apapun manusia, pasti akan kalah dengan orang yang bekerja keras.

Gak bisa nulis? Kerja keras dong untuk bisa nulis!
Rela kalah sama orang bego?

Yuk, menulis! Fight! ^__^

Adera Menyayat Jiwa Jomblo

Gue mau sedikit cerita tentang kemarin, mumpung beritanya masih anget-anget ompol bayi.. ~
Adera dateng konser ke kampus gue!!
Uyeyeeyeyeye.. ulalaalalala ~

Pas banget kan?
Gue jadi ada alasan pergi malam mingguan. Jomblo mana sih yang biasanya malam mingguan kalo bukan jomblo gagal?
Jomblo itu dalam setahun pergi malam mingguan ya bisa di hitung pake jari =_____="

Gue biasa malam mingguan kalo gak Mabit di masjid, ya berkarat dikamar.
Ini tumben banget gue bisa malam mingguan liat acara konser.

Selanjutnya, biarkan gambar bercerita.. ~




Kembaran gue.. ~

Lagu-lagu yang dibawain Adera emang kampretin-able..
Secara langsung lagu-lagu yang dibawain itu menindas kaum jomblo. Gue misalnya.
Lebih Indah, Thausand Year, Melewatkanmu, dll..
Sukses! Iya, sukses banget menyayat jiwa-jiwa jomblo.. Hidup ini kejam mbloo!!
Aaaaakk!

Ronal, temen jomblo yang tersisa ~


3 Serangkai : Alga, Sigit, Gue. Mereka dianggurin patjarnya. Kasian.. ~
 Tumben banget! Partner In Crime gue dulu yang sama-sama mengemban status jomblo. Kemarin malam datang tanpa tseweknya.. Sepertinya mereka dianggurin. Kasian yah?
Setidaknya gue gak sendirian. Kalo misalnya patjar mereka datang..,
GUE NANTI POTO SAMA SIAPAAA??!! =______="




Joker : Jomblo Keren ~
Entah apa maksudnya foto dengan gaya seperti itu..
Kakak-kakak tseweknya ada yang jomblo gak? =_____="

Bukan temen gue =_____="
Niatnya mau ngikut kepalanya miring kayak Adera..
Ini lebih tepat dibilang FAILED!!
Happy Birthday IMASEP!! ^___^

Belajar Dari Anak-anak

Masa kanak-kanak adalah masa emas. Seorang anak tidak pernah memikirkan masalah yang sedang dan akan dihadapinya. Jika ada masalah yang menimpa dirinya, maka kebanyakan dari mereka akan menangis karena tak mampu mengatasi sendiri..
Setelah itu, masalah yang tadinya membebani akan hilang begitu saja..

Ngomongin tentang cerita masa kanak-kanak, gue pengen sedikit cerita tentang kegiatan rutin gue setiap hari senin sore jam 15.00 sampai 17.00
Gue selalu ada kegiatan mengajar di Kec. Sei Mati, Medan. Kebetulan kalo naik motor cuma 20 menit perjalanan. Kegiatan yang gue ikutin ini adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat dibawah naungan salah satu dosen Sosiologi. Gak nyambung ya? Hehehe..
Sebagian besar pengajar berasal dari FISIP, Satu orang dari MIPA, dan cuma gue yang dari PERTANIAN.

Gue ngajar juga bukan permintaan dari dosen yang bersangkutan, tapi kesadaran itu timbul dari diri sendiri. Iya, ada satu momen yang sangat menohok batin gue untuk tergerak pada anak-anak.

Dulu, kehidupan gue semasa kanak-kanak sangatlah indah diantara sampah-sampah, mencari kaleng-kaleng bekas untuk kembali dijual. Dimasa itu, bisa belajar dengan waktu seusai "bekerja" adalah kenikmatan tersendiri. Begitu besar pengorbanan gue dulu untuk bisa belajar, begitu besar keinginan dimasa depan.

Tapi realita yang saat ini gue lihat tidaklah sama dengan masalalu gue. Sangat sedikit anak-anak yang sudah sadar dengan pentingnya pendidikan. Bermain adalah kesenangan utama yang menjadi prioritas dibanding belajar.

Apa memang seperti itu (bersenang-senang) masa kanak-kanak? Atau hanya gue saja yang melewatkan masa itu? Entahlah.

Namanya Kevin, kelas 1 SD. Baru belajar menulis. Kalo diumur segini aja kevin udah bisa nulis, nanti pas besar pasti tulisannya jauh lebih bagus! Semangat Keviiiin! ^__^
Jangan sampai kalah dengan kakak yang baru bisa nulis waktu kelas 3 SD ini. hehehe..

Tulisannya bagus kan? hehehe
Hiyak! Semangat Keviiinn! ^___^


Bukan hanya Kevin aja yang gue ajar, masih banyak lagi yang lain. Tapi cuma Kevin aja yang sukses buat gue bernotalgia ke masa lalu saat gue baru mulai belajar nulis.

Nih, masih banyak yang lainnya.. ^____^
Kak Adit sedang mengajar.. ~


Ini nih Kak Rahmat ngajar 3 orang sekaligus.. ~
Siapa yang ngajarin kalian narsis hah??!



Kak Fahmi lagi main teka-teki ~
Abis berantem dengan kakaknya, malah nangis =____="

Kak Saripah ini kalo ngajar, Ibu-ibu banget! Nikahin-Able dah! Tempat curhat anak-anak ~

Ini yang biasanya pulang terakhir.., Anak yang lain udah pulang duluan.
Padahal banyak banget muridnya
Dari kanan ke kiri :
Aris, Saripah, Hilal, Fahmi, dan Gue (pemegang kamera)
Well, jadwal ngajarnya tiap hari Senin, Selasa, dan Sabtu. Jam 3 sore mulai hingga jam 5 sore.
Gue ngambil shift hari Senin, merekalah partner ngajar tiap senin. Ada 2 orang lagi, tapi mereka berhalangan hadir. Jadi total pengajar hari Senin ada 8.

Masih banyak cerita dari anak-anak. Tapi segini aja dulu deh yaa..
Semoga dicerita selanjutnya, ada poto gue bareng anak-anak

Hidup Bagai Drama

Terkadang kita meratapi hidup karena banyak sekali cobaan yang menerpa. Tak jarang pula kita mengeluh karenanya. Jika kamu menganggap hidup adalah panggung sandiwara, maka ingatlah pula bahwa hidup juga pilihan. Terserah mau jadi tokoh utama atau figuran. Atau malah memilih tokoh tertindas? Terserah, Kalo gue sih milih jadi sutradaranya.

Well.. Apa kabar nih semuanya?
Udah kangen kan gue curcol diblog? Hayoo.., ngaku aja deh..
Okeh, kali ini gue mau cerita, agak panjang sih.. tapi semoga aja kalian gak bosen membaca. Dan semoga aja ada hikmah yang bisa diambil.

Jadi, hari Minggu kemarin, Tanggal 2 Desember tuh. Gue dateng ke sebuah acara besar SAHIVA Drama Musikal yang diadakan di Auditorium USU. Sebenernya gue males banget dateng, cuma sayang juga gue udah dikasih tiket reguler secara GRATIS!
Sebagai pecinta gratisan, gue merasa gagal kalo tiket gratis (seharga 35rb) gue sia-siakan ~

Akhirnya, gue dateng juga setelah menempuh perjalanan 20 menit jalan kaki dari kosan, jam 2 siang bayangkan aja acara dimulai? Gue berangkat jam setengah 3, artinya pas gue bakal telat sekitar 1 jam!! Mau gimana lagi coba? Si Ghazi Alwafi (Gojik - Nama Disamarkan), partner jomblo gue udah gak jomblo lagi sekarang. Udah punya patjar..

Pas Gojik lagi berstatus jomblo, bisa tuh gue perbudak untuk antar-jemput gratisan. Tapi semua berakhir setelah dia sukses menggebet senior untuk jadi patjarnya.. Sial.

Tapi namanya juga jomblo keren, pas udah sampe lokasi, keringetan, pake tas noken (Tas Khas Papua) yang gue pasang dikepala, diantar panitia (cewek cantik) ke tempat duduk gue. Sontak gue langsung jadi pusat perhatian karena style gue sebagai orang papua.. primitif =_____="

Oh iya, gue duduk dilantai 2 auditorium.. Sial banget.
Liat panggung drama sih bisa, tapi orang-orangnya kayak semut, kecil, suara yang kedengeran pun kayak suara-suara sumbang. Apes banget sumpah!! Harusnya gue di tribun VVIP!!

Tiket gratisan ya dapet dipojok sini..

Tapi gue sadar kalo gue dapet tiket gratisan sisa yang gak laku. Harus gue terima dengan lapang dada. Bersyukur dapet tiket gratis sementara yang lain harus bayar minimal 35 ribu. Kalo gue disuruh bayar ogah banget! Itu duit makan gue 3 hari!! Enak aja!! *sewot*

Udah dapet tiket gratisan nih, gue masih ngarep dapet doorprize =_____="
Iya, anak kosan banget kan? Dikasih Ati, minta ampela. Iya, ampela lebih enak menurut gue!

Akhirnya, gak dapet doorprize T.T

Seapes-apesnya jomblo, kayaknya gue lebih apes. Duduk diatas, paling pojok. Pas duduk awal, samping kanan-kiri gue ada tuh tsewek-tsewek. Tapi berselang 5 menit kemudian.. INI KENAPA TSEWEK-TSEWEK DISAMPING GUE PADA MINGGAT SEMUAAA??!!
Oh god why?
Gue udah mandi, pake parfum 5 botol malah!
KENAPAAAA!!?? *gak nyante*


Sebelah kiri kosong 6 bangku
Sebelah kanan kosong 3 bangku
Diakhir acara, sebelum pulang, gue poto-poto temen gue yang pada dateng. Iya, gue yang potoin. Poto gue sama sekali gak ada T.T
Jomblo macam apa gueee?!
Dipotoin gitu kek!
Sabar buff.. sabaaarr.. ~

USU Marching Band
Pocong-pocong nge-shuffle dance
Crew dramanya banyak banget! Rame!!
Hadi, Dia jomblo, soalnya duduk sendirian..
Apes, kenapa gue gak dapet tempat diantara mereka?? T.T
Ni'mal, Sadar kamera =____="
Patjar si Sigit
Mesra banget ya si Rizky.. Kasihan Sigit dianggurin tseweknya.. ~
Potograper gratisan
Gantian dong Git, gue disitu =____="
Tapi setidaknya, bermodal camdig, hasil poto gue jauh lebih bagus dari pemegang kamera LDR. Percuma punya kamera LDR yang mahal, tapi gak bisa moto.. miris..
Ini nih hasil terbaik jepretan gue!!

Fire Dancer!!
Berangkat sendirian, pulang juga sendirian.. Sabar ya mbloo.. *ngaca*
Baru nyampe kosan jam 7 malem ~

Nah, dikosan nih, gue gak langsung nyante. Ada banyak hal yang harus gue kerjain. Sekalian gue nunggu jam 12 malem karena bakal ada pengumuman pemenang Lomba Artikel Opini. Dan tibalah waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB. Gue buka tuh website, dan hasilnya..
Jeng jeng...


GUE MENAAAANNGG!! AAAAAAKKK!!
*Salto* Kayang* Joget gangnam style*
op op oppa gangnam stlyle.. heeeyy sexy lady.. uwowowowowooo ~
Alhamdulillaaaahh..
Rezeki-Mu memang selalu datang tidak terduga dan selalu menjadi kejutan kecil yang mengubah kerut wajah menjadi senyum sumringah bergairah! ^__^

Lumayaaan.. Hadiahnya bisa nambah duit saku selama sebulan
Ngahahahaha ~

Yang mau baca tulisan opini gue yang menang, ini linknya..
Pahlawan : Jasadnya Mati, Jiwanya Abadi

Sebelumnya gue pernah ngedumel-ngedumel di twitter dan FB kalo sering dapet "Proyek Terimakasih" alias PROYEK GRATISAN dari bakat desain gue. Desain susah-susah, minta revisi, menyita banyak waktu, dan GAK DIBAYAR!

Setidaknya, kalo minta tolong gratisan ya mikir juga dong.. Jangan sampe nyusahin dan menyita waktu. Udah pengennya cepet, banyak mintanya, diakhir malah gak jadi dicetak!
Ini sih pantes kalo gue bilang.. KAMPREEETTT!!
Astagfirullah..

Hari jumat malem gue nyetak spanduk 1x4 meter, desain dari gue, duit juga sementara dari gue. Eh, pas hari sabtunya, panitia bilang kalo gak jadi pake spanduk. Padahal udah dicetak.
Hehehe..
Gue sampe gak tau mau ngomong apa lagi. Sementara kalo gue minta uang ganti ya gak mungkin juga. Setidaknya, kalo emang gak jadi pake spanduk, bilang ke gue gitu dong..
Yah, gue positif thinking aja, mungkin karena gue gak ikut rapat pas jum'at sore atau gimana..
Sabaar.. Sabaaarr..

Tapi sekali lagi, rezeki selalu datang dari arah yang tak terduga!

Hari selasa, gue diminta untuk jadi juri Lomba Puisi dari FISIP, jurusan Administrasi Negara. Gue terima aja, sekalian nambah pengalaman. Alasan panitia ngundang gue jadi juri karena lihat tulisan-tulisan gue
Hehehe..
Tentunya bukan proyek terimakasih. Gue dikasih makan siang dan amplop bayaran. Ngahahahahaha..
#BahagiaItuSederhana

Ada satu panitia yang Tsantik bikin gue jantungan.. deg.. deg..
Ini dia..

Haee Tsantiiikk.. Mau jadi istri gue? #Dikeplak

Namanya Khafifah, primadona Jurusan Administrasi Negara. Banyak yang naksir.. Kalo gue gebet, kasihan juga nanti kompetitor yang udah lama berjuang. Saingan berat broo!!
Sayang juga nanti tsewek-tsewek yang udah naksir gue pada kecewa.. ~

Tapi gue langsung mundur, setelah tau dia udah punya Patjar..
Soalnya jomblo mana yang ahli dalam hal tikung-menikung patjar orang?
Apalagi jomblo dari lahir macem gue =_____="

Terkadang sekuncup bunga indah hanya bisa dipandang dan dinikmati..
Untuk memiliki, hatinya mungkin telah terkunci
Karena jika dipaksa, salah satu pasti akan mati
Bukan bahagia namanya jika masih ada benci..

Hadeeehh..
Gue jadi buat sajak =____="

Have a nice day! ^___^